#WTF16: A Summer Music Festival
Monday, 29 August 2016 - 0 comment
Hi!Aku ingin cerita tentang pengalamanku ke We The Fest, sebuah festival musik di Jakarta. We The Fest berlokasi di Parkir Timur Senayan, tanggal 13 & 14 Agustus. (list musisi yang tampil aku cantumkan).
day 2
Aku ingiiin banget bisa ikut WTF karena ada The 1975, band Inggris favoritku yang baru pertama ini ke Indonesia. Dari jauh-jauh hari aku minta izin ke orangtuaku, Alhamdulillah dibolehkan sebagai hadiah ulang tahun. Aku beli tiketnya dengan uang tabunganku sendiri, ditambah dengan uang dari bapakku karena masih kurang juga. Aku membeli tiketnya bulan Juni, 2 bulan sebelum WTF diselenggarakan.
The 1975 — Ross Macdonald, Matty Healy, Adam Hann, George Daniel
Dua bulan berlalu dan tiba waktu menonton WTF. Aku nggak bisa deskripsikan betapa senangnya aku, akhirnya bisa melihat band kesukaanku. Sahabatku, Vladi, yang tinggal di Tangerang juga akan menonton bersamaku. Dia juga sangat suka The 1975.
Aku baru packing hari sabtu pagi (karena aku orangnya sangat berantakan dan parah management). Heboh sekali, setelah memastikan semua barang telah dipack ke dalam ranselku, baru aku berangkat. Aku berangkat jam 11, berhenti untuk makan di kilometer stop (ricebowl), lalu tiba di hotel jam 3.
Karena festivalnya dua hari, aku menginap di Smart Hotel yang letaknya tidak terlalu jauh dari Parkir Timur Senayan. Hotelnya kecil tapi nyaman menurutku. Aku menginap di sana bersama Vladi dan bapakku. Kamarku berdua Vladi, di ujung lorong, tepat di depan tangga emergency. (Jujur aja kami agak takut. Mirip seperti scene di kisah horror.)
Kami bertemu di hotel. Aku tiba 15 menit lebih dulu, jadi aku langsung check in dan simpan ranselku ke dalam kamar. Aku ketemu Vladi di lobby, dia diantar bapaknya dan adik kecilnya, Ken. Aku langsung peluk dia. Kangeeen banget, serasa sudah seribu tahun nggak ketemu!
Kami siap-siap sebentar lalu berangkat ke Parkir Timur Senayan sekitar jam setengah 5. Macet sekali jalannya. Kami baru tiba jam 6. Langsung tukar tiket kami (bentuknya e-voucher). Aku bermasalah dengan tiketku jadi harus mengantri di booth troubleshoot, panjang deh pokoknya dan sangat ribet. Akhirnya beres troubleshoot jam 7.
map venue
Begitu kami masuk, hujan langsung turun. Udah mah nggak bawa jas hujan, nggak ada tempat berteduh pula.
Karena lapar, kami segera mengunjungi food town. Pembayarannya dengan token, satu token harganya Rp 30.000,-. Kami beli 3 token masing-masing, terus digunakan untuk beli 2 jenis sushi rolls di salah satu booth makanan. Yang 1 enak, 1 lagi berbau agak mirip makanan kucing. Kami juga beli nü green tea.
Kami makan di bawah pohon. Seusai makan, hujannya belum reda juga, tapi kami ingin nonton konsernya jadi kami pun beranjak.
Ada tiga stage di sana, satu di ujung kiri, satu di ujung kanan (dekat pintu masuk), satu lagi di tengah agak tersembunyi. Kami pergi ke stage utama (stage yang di kiri), di sana artis yang sedang tampil adalah Sam Feldt, dj.
Kami ikut masuk ke dalam lautan penonton yang penuh. Musik memenuhi udara. Cahaya menyorot hujan, membelah kegelapan. Semuanya sangat indah, seolah dalam mimpi.
Kami hujan-hujanan sambil menari mengikuti lagu. Sepatuku langsung basah, nggak usah ditanya lagi bajuku gimana. Selesai nonton Sam Feldt kami mengungsi ke dalam tenda supaya tidak kena hujan.
Di dalam tenda kami bertemu Al, Sistha dan Jojo. Agak lama kami di sana, menunggu hujan reda, tapi yang ada hujannya malah tambah deras. Kami memutuskan untuk keluar lagi.
Kami berlima kembali ke main stage, saat itu yang tampil adalah Purity Ring, duo musik electronic. Kami mendesak ke tengah lautan orang untuk ikut menonton.
purity ring
Purity Ring keren banget. Masih terngiang di kupingku sampai sekarang.
Setelah Purity Ring selesai, CL menggantikan tempatnya di stage. CL adalah rapper korea, salah satu tokoh di band 2NE1.
CL
Beres nonton CL kami mendesak keluar dari area stage. Kaki kami semuanya kotor kena lumpur. Menggigil, basah sampai ke tulang.
Kami (-Al karena dia sudah pulang) beringsut ke toilet untuk buang air & membersihkan diri. Toiletnya adalah sederetan bilik toilet portabel.
Keluar dari toilet, kami tak sengaja bertemu Fathia Izzati, akrabnya dipanggil Chia. Chia adalah seorang vlogger yang lumayan populer di YouTube. Vladi dan Sistha suka banget sama Chia.
aku, vladi, chia, sistha, dan photobomb ganteng
Kami berjalan pergi dengan sedikit lebih refreshed, berkat foto bersama dirangkul Chia.
Kami mampir ke booth kaset, lucu banget, boothnya itu di dalam mobil van jadi seperti gypsy gitu. Sayangnya kami nggak beli apa-apa karena harganya menembus atap.
Setelah itu kami berpisah. Aku dan Vladi pulang ke hotel.
Kami dijemput bapakku, masuk ke mobil dengan menggigil dan basah. Bapakku mengantar kami mampir ke Circle K dulu untuk beli minuman hangat. Kami dibelikan hot cocoa dan popmie.
Sampai ke hotel jam 12 lewat. Setibanya di kamar kami langsung mencuci sepatu kami yang berlumpur, soalnya besoknya masih mau dipakai. Masa ke festival pakai sandal jepit?
Lama sekali kami cuci sepatu 1 setengah jam ada. Akhirnya kami berhenti bukan karena selesai, tapi karena capek. Kami mandi, makan pop mie, lalu jam 2 kami tidur.
Besoknya kami bangun jam 8, lalu beranjak untuk mengeringkan sepatu kami. Lamaaa banget nggak kering-kering, jam 11 waktu kami turun untuk sarapan juga belum kering.
Akhirnya kami mandi buru-buru karena harus check out jam 12. Kami pun keluar dari hotel dengan sepatu masih basah.
Sebelum ke we the fest, kami makan dulu di Burger Blenger, porsinya besar banget nggak termakan semuanya.
Sampai di We The Fest. Langit masih cerah. Kami berjalan-jalan sebentar lalu beranjak ke main stage. Kami di sana dari jam 4, hanya untuk mengejar The 1975 yang tampil jam 9. Hujan mulai turun dan kami (kali ini sudah bersiap-siap) langsung pakai jas hujan.
Kami nonton Naif, Sheila On 7, Breakbot, dan The Temper Trap.
Berkat perjuangan keras menunggu 6 jam, kami dapat front row!!!
Beberapa saat sebelum menonton The 1975, kamera depan hpku rusak. Aku panik sekali tapi kemudian Vladi meminjamkan hpnya padaku, jadi kami bergantian memakai hpnya untuk mengambil foto.
The 1975 keren banget. Aku nggak bisa menggambarkannya dengan kata-kata. Aku bisa melihat semuanya dengan sangat jelas.
Kami mengambil begitu banyak foto sampai camera roll Vladi (yang sebelumnya kosong) langsung terisi 700+ foto dan video.
Seusai the 1975 main, aku dan Vladi berpelukan.
Ini mimpi kami sejak lama sekali, dan akhirnya terkabul.
Kami ikut dengan arus orang-orang yang menuju ke pintu keluar. Aku sempat bertemu Fathan di jalan keluar, hanya sebentar, lalu berpisah.
Aku dan Vladi beli minum, membersihkan diri di toilet, lalu keluar dari venue dan berpisah. Aku pulang ke Bandung dan dia pulang ke Tangerang.
Jadi begitulah kisah #WTF16 ku. 2 hari yang tak akan pernah kulupakan.












